Thursday, January 04, 2007

CINTA DALAM SEPOTONG AMARAH



Betulkah ada cinta dalam sepotong amarah?

Setelah kau menamparku
Setelah kau melayangkan tinjumu ke wajahku
Setelah dadaku terasa remuk karena hentakan kakimu tepat diantara kedua payudaraku
Setelah darah mengalir dari bibirku yang pecah
Dan kepalaku yang pening karena kau benturkan ke tembok
Apakah itu tanda cintamu?

Setelah jahitan yang membujur laksana garis penghubung bujur Utara dan Selatan di batok kepalaku
Setelah gigi-gigiku yang tanggal satu demi satu
Dan langkah-langkahku yang kian tertatih menahan perih
Apakah itu perwujudan cintamu?

Dan setelah tikaman itu mengiris-iris jantungku
Seperti kata-katamu yang meniris hatiku
Dan darah pun mengalir
Tiba-tiba kau berlari dan memelukku
Seperti saat pertama kau mau memasuki duniaku, di malam pertama kita
Kau memelukku begitu erat
Sampai aku terasa sulit bernafas
Dan aku tersenyum
Aku tahu kau mencintaiku

Hari ini aku tidak lagi merasakan semua sakit itu
Kau pun tidak lagi meneriakiku dan atau memukulku
Kau bungkam, diam, dan sedih
Tiba-tiba kau menangis dengan suara yang besar
Dan dengan bulir-bulir air mata yang besar
Aku begitu sedih, aku ingin memelukmu
Mencium wangi rambutmu
Atau bau keringatmu yang khas laki-laki
Tapi aku tidak bisa lagi, suamiku
Meskipun aku mencintaimu
Dan tau kalau kau mencintaiku

Mataku terasa perih
Air mata ini sudah membuncah-buncah hendak keluar
Dan juga karena tanah itu perlahan-lahan mereka uruk di atasku
Mengenai mataku
Beberapa orang nampak menghalangimu menghambur untuk memelukku kembali
Hai! Mengapa kau menghalangi suamiku menunjukkan cintanya dengan memelukku??????

Dan sayup terdengar suara-suara mengaji itu
Serta papan yang diatur menutupi tubuhku
Air mataku pun mengalir sampai jauh
bersama dengan dunia yang kulihat semakin gelap

Aku masih mendengarmu menangis, Suamiku
Dan aku tahu kau mencintaiku, Suamiku
Dan aku tahu selalu ada cinta untukku
Meski dalam amarahmu
Dan aku sangat menyesal
Tidak lagi bisa merasakan cintamu
Meski cinta itu ada dalam sepotong amarah

Aku mencintaimu
Aku tahu kamu tahu itu
Tapi, biarlah kita tunda dulu cinta ini

Ucapkan selamat jalan untukku, Suamiku
Jangan khawatir
Aku tidak pernah membencimu
Dan aku selalu tahu
Selalu ada cinta untukku
Meski dalam amarahmu

No comments: