Monday, December 11, 2006

CERPEN : Rayya & Aura



Crazy……I’m crazy for feeling so lonely
And crazy……
Crazy for feeling so……….

Ponselku bunyi. Bergegas aku meraihnya dan senyum-senyum sendiri. Pukul 04.55 subuh waktu Balikpapan dan suamiku sudah menelfon.
“Assalamu alaikum, Aura-ku”
“Waalaikum salam, Rayya-ku”
“Kapan balik?” tanyanya
“Tiga hari lagi. Kenapa, sayang? Subuh-subuh telfon bukannya tanya aku udah shalat apa belum, eh…malah nanya kapan baliknya,” candaku
“Emang ga boleh?”
Upppssss…………..
“Boleh kok, sayang. Tapi Rayya kan tau kalo aku baru balik tanggal 15 nanti. Tiga hari lagi, sayang,” bujukku
“BT tau ngga. Apa-apa sendiri, yang paling BT karena harus tidur sendiri, but it’s okey lah, asal jangan sering-sering aja kaya gini,”
“Iya……iya……Udah shalat belum?” tanyaku
“Belum,” jawabnya pendek
Otakku berfikir keras. Ngga biasanya Rayya-ku bersikap seperti ini. Ini bukan pertama kalinya aku berpisah jauh dengan dia, meski aku akui kali ini yang terlama. Sepuluh hari aku harus pisah dengan dia karena projek yang aku tangani kali ini jauh dari tempat tinggalku, Makassar. Baru kali ini aku kerja projek samapai ke luar pulau.
“Kenapa, sayang? Lagi sakit?”
“Ya”
“Sakit apa? Kapan mulainya? Udah minum obat?” tanyaku panik
“Sakit jiwa, obatnya jauh”
“Sakit jiwa?”
“Kangen tau! It’s been a week, Aura!”
“Hahahahaaaaa………Suamiku…Suamiku…….Love you, honey!”
Setelah 4 tahun menikah, setelah Dzaki dan Dhawy keluar dari rahimku, setelah total 8 tahun kebersamaan jika dihitung masa pacaran, laki-laki yang keras kepala dan (sedikit) egois ini baru saja mengatakan satu kata yang (sepertinya) belum pernah keluar dari bibirnya. Sedikit aneh dan……..
“Emangnya ga boleh apa kangen sama istri sendiri?”
“Oh, boleh dong sayang. Boleh banget. Harus malah. Cuma, maaf, kedengaran aneh aja, hehehee………Kamu jaraaaaang banget ngomong kangen ke aku,” jawabku
“Ya….yaaa gitu deh. Makanya cepat pulang. Obatnya itu kamu,”
“Iya, Insya Allah 3 hari lagi kan ketemu. Shalat dulu, sayang yah. 10 menit lagi aku telfon balik deh” bujukku
“Emmm……jangan 10 menit. Ngga cukup waktunya. 20 menit lagi deh,” tawarnya
“Dua puluh menit? Okay deh, bagus juga ditambahin shalat sunnat”
“Ngga, bukan buat shalat sunnat, aku mau junub dulu,” jawabnya
“Hah???? J U N U B? Kamu habis…………,” tanyaku ragu. Setelah seminggu ditinggal jauh, apa suamiku ngga bias nahan keinginannya dan mencari……
“Eh, Oon! Jangan mikir macem-macem deh. Dosa tau!”
“Terus, harus pake junub karena apa? Onani?” tanyaku
“Bodoh! Ngapain aku onani? Kaya ngga ada kerjaan lain aja?”
“Terus…….????”
“Kamu pasti ngga percaya,” pancingnya
“Apa?”
“I just got wet-dream,” jelasnya, malu-malu
“W H A T, honey? Wet dream? Huahahahahaaaaaa……..” aku ngga kuasa membendung tawaku. Gila! AKu ngga kebayang, suamiku yang umurnya dah 35 ini masih mimpi basah?
“Yah, emang ngga boleh? Siapa suruh kamu ngga ada. Pastilah aku kangen. 4 tahun menikah, paling lama aku pisah dengan kamu Cuma 3 hari. Ini, hari ke-8, siapa yang ngga blingsatan? C’mon, honey. Ini rutinitas, ngga ketemu yaaa pasti nyari lah,”
“Heheheee……..excited ngga?”
“Hehehehe……..” Rayya cuman tertawa, misterius
“Excited ngga?” tanyaku penasaran
“Yaa…..gimana yah?” jawabnya menngantung. Aku BT
“Sama siapa?”
“Apanya?” tanyanya pura-pura bego
“Sparing partnernya lah,” jawabku
“Oh, itu. Ngga tau. Mukanya ngga keliatan. Keliatan sih, tapi samar-samar gitu. Soalnya aku fokusnya ngga ke situ, hehehe……” jelasnya
“Ah, tau deh. Kalo gini aku cepat-cepat pulang aja ah,”
“Kamu juga pasti kangen aku kan?” tanyanya
“Yeee……..siapa bilang? Aku kangen ma anak-anak lah,” jawabku ngga mau kalah
“Iya deh……..Iya deh…..tapi cepat pulang ya, sayang. Manchester United banget gitu lho, “ bujuknya
Manchester United, MU, istilah kami sebagai plesetan dari Miss U, hehehehe….
“Ya. Udah ya telfonnya? Mandi dulu trus shalat. Ntar keburu abis waktunya,”
“Okah, honey. See u later,”
“Mmmmmmuach…….Assalamu alaikum,” pamitku
“Mmmmmmuach…….Mmmmmuach…….Waalaikum salam,” jawabnya
Hah! Aku juga kangen banget. Tidak terasa sudah 8 hari berpisah jauh. Esensinya pasti bukan pada hubungan badaniah, tapi kekosongan jiwa, tau bahwa pasangan kita tidak ada di dekat kita, secara ragawi, bisa saja menimbulkan perasaan janggal tersendiri.
Rutinitas-rutinitas yang berjalan sekian waktu menjadikan otomatisasi tersendiri bagi jiwa dan raga dalam menjalani keseharian. Mulai dari bangun tidur dengan diawali dengan kecupan-kecupan hangat dan mesra, shalat berjamaah, sarapan, berangkat ke kantor, keluar makan siang, pulang kantor, makan malam, berangkat tidur, bercinta, dan seterusnya.
Ah, aku kangen Rayya. Mungkin memang dia bukan laki-laki romantis, tapi yang pasti dia sangat care. Love My Rayya.

* * *

Pukul 17.00, Bandara Hasanuddin Makassar.
Senang sekali rasanya aku bias kembali ke tengah-tengah keluarga. Di pintu kedatangan aku menangkap sosok suamiku, si sulung Dzaki dan Dhawy dalam gendongan bapaknya.
Bergegas kuhampiri mereka, mengecup kening ketiga laki-laki yang sangat aku cintai itu kemudian menuju ke mobil dan beranjak pulang.
“Ngga ada makanan di rumah, Aura. Makan di luar aja yuk” kata suamiku
“Iya, boleh lah. Aku juga lapar nih,” jawabku
Lalu kami menuju ke salah satu mall di pusat kota untuk menyambangi resto fast food favorit kami sekeluarga.

* * *

Pukul 21.30, di rumah, kamar tidur kami.
“Capek banget ya, sayang?” tanya suamiku sambil memelukku mesra
“Ngga juga. Memangnya kenapa?” godaku
“Heheheeee………”
“Huahahaha…….Iya deh,”
“Tapi, maaf kalo duluan game over sebelum kamu. Maklum, lama ngga…..”
“Iya, sayang. Aku ngerti,” kataku, “tapi, aku ke toilet dulu yah. Ngga tau nih kenapa tiba-tiba mules,” lanjutku.
Sebenarnya sebel juga kenapa sakit perut menyerang pada momen-momen seperti ini. Ngga biasanya. Padahal sudah terbayang kehangatan tubuh suamiku dan lembut belaiannya. Apalagi aku kan jablai stelah 10 hari pisah dengan dia.
Bergegas aku ke kamar mandi. Melorotkan (maaf) CD lalu duduk di kloset. Tiba-tiba mataku terpaku pada satu hal. OMG PDA, Oh, my God! Please dong ah…!
Aku keluar dari kamar mandi dengan senyum-senyum. Suamiku pun senyum-senyum. Tangannya terbuka lebar dan aku pun langsung menghambur ke pelukannya. Tanpa basa-basi dia menghujani wajah dan bibirku dengan ciuman-ciuman hangat yang menggelora. Setelah beberapa saat, aku membebaskan bibirku dari bibirnya, sambil senyum-senyum dan mengatur nafas, aku bilang,
“Sayang, maaf. Aku haid,” kataku
“Oh……..?^!(^$!&$!%*#%*%#(!@$_” balasnya
Suamiku langsung memelukku erat. Meletakkan kepalanya di bahuku, dan berkata lirih,
“Puasaku berlanjut 7 hari lagi ya?”
Heheheeheheeeeeee……………….

No comments: